WARTALIDIK, Manado – Sore itu, suasana tampak cair ketika dua sosok pemimpin rumah sakit duduk berdampingan. Mereka adalah mantan Direktur Utama RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Malalayang, dr. Jimmy Panelewen, SPBKBD dan Direktur Sentramedika Hospital Minahasa Utara, dr. Ivan Wijaya Widiatomo, MARS. Senyum ramah, candaan ringan, hingga obrolan serius soal pelayanan kesehatan seakan melebur menjadi satu.
Pertemuan keduanya terasa istimewa. Bukan karena protokol resmi atau agenda seremonial, melainkan karena ada semangat kebersamaan yang begitu nyata. Dua figur dengan latar berbeda – satu pernah memimpin rumah sakit rujukan terbesar di Sulut, satunya lagi menahkodai rumah sakit swasta modern – bertemu dalam satu frekuensi melayani dengan hati.
“Pasien itu bukan sekadar angka atau data di laporan. Mereka adalah wajah-wajah harapan yang menunggu kita memberi yang terbaik,” ujar dr. Jemmy Palenewen mantan Dirut RSUP Kandouw sambil tersenyum hangat.
Sementara Direktur Sentramedika Minahasa Utara, dr. Ivan Wijaya pun menimpali dengan nada penuh keyakinan, “Setiap rumah sakit punya kelebihan masing-masing. Tapi kalau kita bisa berjalan bersama, masyarakat akan jauh lebih terbantu. Saya percaya, kesehatan adalah ladang pelayanan, bukan arena persaingan.”tandasnya
Percakapan itu sederhana, namun sarat makna. Di sela gelak tawa saat berbagi cerita ringan, keduanya juga menyentuh sisi kemanusiaan yang dalam tentang beban berat seorang pasien yang menunggu kamar, tentang tenaga medis yang bekerja tanpa kenal lelah, hingga tentang keluarga pasien yang selalu berdoa di ruang tunggu.
Potret kebersamaan dua Dirut ini mengingatkan bahwa dunia kesehatan bukan hanya soal obat, alat canggih, atau gedung megah. Ada sentuhan kemanusiaan yang lahir dari pemimpin-pemimpinnya. Ada kerendahan hati untuk bekerja sama, meski berbeda bendera.
Momen ini seakan menjadi simbol kesehatan di Sulawesi Utara adalah tanggung jawab bersama. Dan di tangan mereka yang mau membuka ruang kolaborasi, harapan itu semakin nyata.